Mengenal Penyakit Ketinggian, Gejala dan Pencegahan : Rawan Menjangkiti Para Pendaki Gunung

- 20 September 2022, 16:52 WIB
ilustasi. Pendaki gunung yang rawan terkena penyakit ketinggian
ilustasi. Pendaki gunung yang rawan terkena penyakit ketinggian /Pixabay/rina agtiana/

JABABEKA NEWS - Berikut ini penjelasan mengenai takut ketinggian, seseorang bisa terkena penyakit ketinggian jika bepergian ke tempat tinggi terlalu cepat.

Orang yang mengalami penyakit ketinggian biasanya menjadi sulit bernafas karena tidak dapat mengambil banyak oksigen.

Dilansir Jababekanews.com dari kanal NHS, penyakit ketinggian juga disebut penyakit gunung akut (AMS), dapat menjadi keadaan darurat medis jika diabaikan.

Usia, jenis kelamin, atau kebugaran fisik tidak memengaruhi kemungkinan seseorang terkena penyakit ketinggian.

Serta jika seseorang mungkin belum pernah memiliki riwayat penyakit ketinggian sebelumnya, ini tidak berarti tidak akan terkena di perjalanan lain.

Baca Juga: Apa itu Pola Asuh Anak Otoriter? Anda Wajib Tahu

Bagi kamu para pendaki atau orang dengan resiko berjelajah ke tempat tinggi lebih sering, perlu mengetahui soal penyakit ketinggian.

Gejala penyakit ketinggian

Gejala penyakit ketinggian biasanya berkembang antara 6 dan 24 jam setelah mencapai ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut (MDPL).

Gejalanya mirip dengan mabuk parah dan termasuk sakit kepala, merasa dan sakit, pusing, kelelahan, kehilangan selera makan, sesak napas. Gejala biasanya lebih buruk di malam hari.

Halaman:

Editor: Aris Rismawan

Sumber: NHS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x