Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia

- 30 Januari 2024, 16:31 WIB
Seorang tenaga kesehatan sedang menyemprotkan insektisida untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti sebagai bagian dari upaya mitigasi wabah demam berdarah di wilayah Ceilandia, Brasilia, Brasil, pada tanggal 24 Januari 2024.
Seorang tenaga kesehatan sedang menyemprotkan insektisida untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti sebagai bagian dari upaya mitigasi wabah demam berdarah di wilayah Ceilandia, Brasilia, Brasil, pada tanggal 24 Januari 2024. /REUTERS/Adriano Machado/

JABABEKABEWS.COM - Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini sering terjadi di wilayah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.

Gejala DBD pada umumnya muncul 4-10 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi. 

Melansir dari WHO, Berikut adalah beberapa gejala DBD yang perlu diwaspadai:

Gejala umum:

Demam tinggi 38°C - 40°C selama 2-7 hari

Nyeri kepala parah

Nyeri otot dan sendi

Mual dan muntah

Ruam merah pada kulit

Lemas dan kelelahan

Nyeri di belakang mata

Gejala DBD yang lebih parah:

Mimisan

Gusi berdarah

Bintik-bintik merah pada kulit yang semakin banyak

Nyeri perut hebat

Muntah darah

Buang air besar berwarna hitam

Pendarahan hebat

Penurunan trombosit

Syok

Jika Anda mengalami gejala DBD, segeralah pergi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Pengobatan DBD yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius yang dapat berakibat fatal.

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah DBD:

Gunakan kelambu saat tidur.

Gunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh saat beraktivitas di luar ruangan.

Bersihkan genangan air di sekitar rumah.

Gunakan obat anti nyamuk.

Lakukan fogging secara berkala.

Dengan mengetahui gejala DBD dan langkah-langkah pencegahannya, kita dapat membantu melindungi diri dan keluarga dari penyakit ini.

Catatan:Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan edukasi.

Selalu konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Editor: Hirlan Rusli Malik

Sumber: WHO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah