Pernah Mengalami Sleep Paralysis? Begini Caranya Agar itu Tidak Lagi Terjadi

- 7 Juni 2022, 19:51 WIB
ilustrasi perempuan yang sedang mengalami sleep paralysis.
ilustrasi perempuan yang sedang mengalami sleep paralysis. /Pixabay/Luisella

Ketika tahap terakhir non-REM sleep terlewati, kita mencapai pada tahap REM sleep. Dikenal juga sebagai "Deep Sleep." Yaitu tahapan di mana seseorang akan berada di dunia mimpi. Ketika kamu pada tahap ini, neurotransmitter bernama "glisin" akan memicu paralisis terhadap tubuhmu, yang akan membuat semua otot-otot mu tidak dapat digerakkan, kecuali otot involunter seperti jantung dan paru-paru.

Tubuh kita melakukan ini untuk mencegah tindakan yang dapat membahayakan diri kita saat tidur. Seperti jika kita memperagakan apa yang terjadi dalam mimpi. Jadi, apabila kamu terbangun ditengah REM Sleep, ada kemungkinan paralysis ini masih terjadi.

Baca Juga: Skuad Persib Diliburkan Satu Hari, Besok Kembali Berlatih

Sehingga kamu terbangun tanpa bisa menggerakkan tubuh. Inilah yang terjadi dalam Sleep Paralysis. Tapi, bagaimana dengan halusinasinya? Apakah hantu-hantu ini juga bagian dari efek paralysis?

Iya! Karena mimpi terjadi saat REM sleep, apabila kamu terbangun di tengahnya, bisa jadi mimpi yang kamu alami seolah-olah bocor ke dunia nyata. Sehingga menghasilkan halusinasi yang terlihat sangat nyata.

Jadi, apakah sleep paralysis ini berbahaya? Sebenarnya nggak. Tapi ya siapa juga yang mau bangun tidur ditindih hantu? Apabila terjadi terlalu sering, sleep paralysis dapat menyebabkan kekurangan tidur. Atau bahkan bisa menyebabkan gangguan tidur lain seperti narkolepsi.

Baca Juga: Bukan Kosin, Pradit Taweechai Pemain Pertama Persib Asal Thailand

Jadi, apabila anda mengalami sleep paralysis yang keseringan, apa yang bisa anda lakukan? Solusi yang pertama sederhana saja. Yaitu tidur secara teratur. Setidaknya 6 hingga 8 jam per hari. Namun sleep paralysis dapat juga terjadi akibat gangguan mental, seperti gangguan kecemasan atau PTSD.

Apabila demikian, perawatan terhadap gangguan tersebut, seperti terapi dan obat-obatan tertentu, dapat membantu mengurangi sleep paralysis. Pada akhirnya, sleep paralysis bisa dikatakan hanyalah suatu bug di dalam mekanisme tubuh manusia dan bukan fenomena yang supernatural.***

Halaman:

Editor: Gilang Mustika Muslim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah