Disfungsional Family : Ketika Keluarga Menjadi Sumber Konflik

- 6 Juni 2022, 23:39 WIB
Satu keluarga  ayah ibu dan dua anaknya sedang berjalan-jalan
Satu keluarga ayah ibu dan dua anaknya sedang berjalan-jalan /Pexels.com/ Emma Bauso/

JABABEKA NEWS - Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak untuk tumbuh dan berkembang. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap keluarga memiliki permasalahannya masing-masing.

Adakalanya keluarga yang diharapkan menjadi sumber cinta dan kasih sayang justru menjadi sumber kecemasan. Jika seperti ini, maka keluarga tidak bisa menjalankan fungsinya secara optimal atau bisa disebut sebagai keluarga disfungsional.

Penyebab disfungsi dalam keluarga dapat bervariasi, seperti masalah finansial, adanya riwayat disfungsi keluarga yang dialami oleh salah satu atau bahkan kedua orang tua adanya riwayat kekerasan, baik secara fisik, emosional, atau seksual, salah satu atau kedua orangtua dalam keluarga memiliki kecanduan narkoba, alkohol atau judi dan perilaku otoriter.

Baca Juga: Cara Agar Cepat Hamil Setelah Menikah, Terapkan Pola Ini Agar Pengantin Segera Punya Momongan

Berikut beberapa ciri-ciri dari keluarga disfungsional.

  • Kurang Komunikasi

Anggota keluarga yang disfungsional biasanya memiliki masalah dalam hal komunikasi karena mereka tidak tahu bagaimana berkomunikasi secara terbuka satu sama lain. Dalam keluarga disfungsional tidak tercipta lingkungan yang sehat untuk berdiskusi. anggota keluarga tidak saling mendengarkan. Komunikasi yang sering terjadi adalah berteriak atau berkelahi.

  • Kurang Empati

Dalam keluarga yang disfungsional tidak ada cinta dan kasih sayang yang menyebabkan kurangnya empati anggota keluarga. Selalu ada hukuman untuk kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga, Lerutama anak-anak. Ini akan menyebabkan anak ketakutan secara terus-menerus.

  • Rawan Kecanduan

Anak-anak yang melihat orang tua mereka kecanduan narkoba, merokok atau alkohol, sering kali ikut menggunakan zat-zat tersebut saat dewasa.
Masalah Kesehatan Mental

Anak-anak yang tumbuh melihat orang tua atau saudara mereka menderita gangguan mental sering tidak tahu bagaimana mengatasi atau berperilaku seperti orang dewasa. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk menderita penyakit yang sama karena kecenderungan genetik.

Halaman:

Editor: Gilang Mustika Muslim

Sumber: meaningful.me


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah