Kohati Talk: With Swara Ulama Muda Series 3: Qiraah Mubadalah Pembacaan Nash Berbasis Keadilan Gender

- 3 Juli 2023, 08:11 WIB
Kohati Talk: With Swara Ulama Muda Series 3: Qiraah Mubadalah Pembacaan Nash Berbasis Keadilan Gender
Kohati Talk: With Swara Ulama Muda Series 3: Qiraah Mubadalah Pembacaan Nash Berbasis Keadilan Gender /

JABABEKANEWS.COM - Korps HMI-Wati (Kohati) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purwakarta melanjutkan kegiatan Kohati Talk: With Swara Ulama Muda Series ke 3 dengan sub tema: “Qiraah Mubadalah: Pembacaan Nash Berbasis Keadilan Gender".

Kegiatan tersebut dinarasumberi oleh Kang Muhammad Ridwan, Selaku Kader Ulama Perempuan Muda Jawabarat Angkatan ke- 1, dan penulis buku Catatan Sang Santri.

Riris Rifkiyah Alfitriyah, Kepala Bidang Eksternal Kohati HMI Cabang Purwakarta mengatakan,

Kegiatan tersebut dihadiri oleh 25 peserta diantaranya kader HMI Purwakarta, Kader HMI luar Purwakarta, dan masyarakat umum.

Riris juga menyampaikan bahwa narasumber-narasumber dari kegiatan Kohati Talk ini adalah kader-kader Ulama Perempuan Muda Jawabarat Angkatan ke - 1 di Perhimpunan Rahima.

Baca Juga: 5 Cara Agar Aglonema Dut Anjamani Cepat Besar dan Subur

Baca Juga: Dokter Zaidul Akbar Ungkap Ramuan Obat Herbal Ini Ampuh Bantu Suami Istri Untuk Promil

Baca Juga: Gabriel Han Willhoft-King Pemain Tottenham Hotspur yang Berpotensi Bela Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17

“Ulama-ulama muda yang tidak hanya berjenis kelamin perempuan, namun ada juga laki-laki. Mereka yakni, ulama-ulama yang memiliki pemahaman agama dan memiliki persfektif adil gender.” Sambungnya dalam pembukaan.

Narasumber memaparkan bahwa membaca teks menggunakan metode Qiraah Mubadalah, agar segala tafsirnya adil gender.

Masyarakat semua sering mengalami ketidakadilan gender baik itu korbannya perempuan atau juga laki-laki.

"Diantara sebab ketidakadilan itu ada karena adanya tafsir nash agama yang keliru, maka diantara cara untuk membaca nash agar adil gender yaitu dengan qiraah Mubadalah," paparnya.

Mubadalah adalah kesalingan, cara membaca teks dimana dalam premis Mubadalah diyakini bahwa Islam itu hadir untuk laki-laki dan perempuan, sehingga teksnya juga harus menyasar untuk laki-laki dan perempuan.

Kang Muhammad Ridwan, Juga menyampaikan jika ada nash atau teks yang hanya berbicara untuk laki-laki, sebetulnya itu juga membicarakan perempuan, dan itupun sebaliknya, jika teks itu membicarakan perempuan, sesungguhnya juga itu berlaku bagi laki-laki.

Maka dalamnya itu ada Mubadalah, ada kesalingan, cara kerjanya yaitu temukan prinsip ajaran Islam yang ada dalam teks itu, temukan pesan utama dalam teks itu yang akan di-Mubadalah-kan, jika teks itu sudah membicarakan laki-laki maka, juga didialogkan kepada perempuan.

“Apa yang baik untuk laki-laki, maka itu juga baik untuk perempuan, apa yang madharat atau yg dihindarkan dari laki-laki hal itu juga harus dihindarkan dari perempuan, itu lah kerja-kerja Mubadalah. Mengupayakan sekiranya nash agama itu hadir untuk laki-laki dan perempuan.” Tutupnya dalam closing statement

Untuk diketahui, Kegiatan ini merupakan program kerja bidang eksternal Kohati HMI Cabang Purwakarta.***

Editor: Aris Rismawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah