Network
JABABEKA NEWS - Pada abad 19 ilmu pengetahuan dan teknologi mulai masuk ke Indonesia, salah satunya yaitu moda transportasi kereta api. Pemerintah kolonial mulai merencanakan untuk membangun jalur kereta api di Indonesia.
Usaha untuk membangun jalur kereta api di Indonesia menjadi pusat perhatian pemerintah kolonial kala itu, meski memakan biaya yang cukup besar.
Pada 17 Juni 1864, pembangunan jalur kereta api pun dimulai. pembangunan jalur kereta api pertama dilakukan di Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) Desa Kemijen. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet van den Beele.
Jalur kereta api sepanjang 26 km dilaksanakan oleh perusahaan swasta Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.
Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Masyarakat dan Wisatawan disarankan untuk Tidak Mendekat
NISM kemudian membangun jalur kereta api dengan rute Semarang-Surakarta pada 10 Februari 1870. Rute sepanjang 110 km tersebut, difungsikan NISM untuk mengangkut hasil bumi seperti kopi, cengkeh, tembakau, teh, dan gula.
Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang.
Pembangunan jalur tak hanya di Pulau Jawa. Jalur kereta juga dibangun di Banda Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi Selatan (1922).
Sementara itu di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel, belum sampai tahap pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.
