Jejak Ilmuwan Muslim pada Masa keemasan Islam

- 16 Juni 2022, 21:28 WIB
Para Ilmuan Muslim pada Masa Keemasan Islam
Para Ilmuan Muslim pada Masa Keemasan Islam /

JABABEKA NEWS - Masa Keemasan umat islam terjadi pada abad ke sembilan hingga abad ke tigabelas antara tahun 750 M - 1258 M. Dimana ketika itu umat islam unggul di bidang agama, ilmiah, filsafat, serta kebudayaan melesat ke berbagai penjuru dunia dari Spanyol hingga India.

Banyak Filsuf, ilmuan dan insinyur dari dunia islam yang menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan di dunia.

Kehebatan kaum muslimin inilah yang mengantarkan Eropa pada masa renaisans atau abad pembaharuan, bahkan menjadi pondasi bagi peradaban manusia modern.

Banyaknya ilmuan muslim yang hidup di zaman keemasan islam dikarenakan adanya Baytul Hikmah atau Rumah Kebajikan yang dibangun pada masa Khalifah ke-7 Abbasiyah.

Dipimpin oleh Khalifah Al-Ma’mun yang pada masanya ia mengumpulkan para kaum cerdik, pandai di ibukota Baghda. Ia membangun pusat kegiatan intelektual secara terpusat.

Seperti layaknya sebuah Universitas Baytul Hikmah atau Rumah Kebajikan dilengkapi dengan perpustakaan, observatorium, hingga lembaga penerjemahan.

Keberadaan Baytul Hikmah ini menjadikan umat islam unggul di berbagai bidang ilmiah dan melahirkan para ilmuan yang unggul dan berpengaruh.

Baca Juga: Islam dan Lingkungan

Berikut sejumlah bidang ilmu yang menunjukan kepopuleran umat islam di bidang ilmiah dilansir dari islamtoday.id oleh Tim Jababeka.news.com :

  • Matematika

Matematika adalah warisan peradaban Islam yang sangat penting. Ilmu Matematika menjadi dasar bagi sejumlah ilmu lainnya seperti astronomi, geografi, fisika dan kimia.

Pelopor ilmu matematika di Baytul Hikmah ialah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-850 M). Dia adalah orang yang mengenalkan sistem angka seperti yang kita kenal sekarang. Al-Khawarizmi sangat pantas disebut sebagai bapak aljabar modern. 

Ilmuan matematika lainnya yang patut dikenal adalah Umar Khayyam, dia memiliki peran penting dalam ilmu aljabar yang sudah di temukan sebelumnya oleh al-Khawarizmi. 

Ia mengembangkan teori Binomial tentang penjumlahan dua variabel. dari penemuannya tersebut ilmu kalkulus dan trigonometri dapat dikembangkan oleh ilmuan setelahnya, yaitu Al-Battani.

Al-Battani adalah seorang astronom sekaligus matematikawan yang hidup pada abad kesepuluh.

  • Astronomi

Astronomi adalah ilmu matemika di tingkat lanjut. Begitu banyaknya ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang benda-benda langit menjadikan Al-Quran sebagai acuan dan petunjuk bagi para ilmuwan muslim untuk memisahkan ilmu astronomi dari tebakan dan mitos astrologi.

Kala itu para ilmuan muslim mempertanyakan teori yang dikemukakan oleh Ptolomeus. Berkat dari pertanyaan-pertanyaan tersebut munculah seorang ilmuan yang bernama Abu Rayhan Muhammad ibn Ahmad al-Biruni. Beliau mengoreksi teori yang dikemukakan Ptolomeus.

Abu Rayhan Muhammad ibn Ahmad al-Biruni adalah ilmuan yang bergelar bapak segala ilmu. Namanya terlalu penting untuk diabaikan. Beliau mengemukakan bahwa Bumi berputar pada porosnya.

Berkat kehebatan ilmuan muslim di bidang astronomi kala itu, terciptalah alat yang bernama astrolabe. Alat tersebut menjadi petunjuk untuk menentukan lokasi dan memprediksi posisi matahari, bulan, planet, dan bintang. Menentukan waktu lokal dengan diketahui letak bujur dan letak lintang. 

Astrolabe sangat berguna bagi para pelaut kala itu, alat itu digunakan hingga abad ke-18 Masehi.

  • Geografi

Jika ilmu astronomi berkembang dari ilmu matematika. Maka ilmu geografi berkembang karena adanya ilmu astronomi. Ilmuan yang sangat berperan penting dalam dalam bidang geografi adalah Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani al-Sabti atau singkatnya Al-Idrisi.

Al-Idrisi berperan penting dalam pembuatan peta dunia. Al-Idrisi menggabungkan pengetahuan dari Afrika, Samudera Hindia, dan Timur Jauh yang dikumpulkan para penjelajah dan pedagang Islam dalam bentuk peta Islam, dan juga dari informasi yang dibawa oleh pelayar-pelayar Normandia untuk membuat peta paling akurat di dunia pada masa pramodern.

Peta yang dibuat Al-Idrisi ini dilengkapi dengan sejumlah informasi penting berkaitan dengan deskripsi budaya, politik dan masyarakat itu digunakan hingga berabad-abad lamanya. Peta inilah yang menjadi acuan para penjelajah dunia.

Dan berkat kehebatan para geografer muslim kala itu, mereka berhasil mengukur luas bumi dengan sangat akurat. Berbekal ilmu trigonometri dan geometri, ilmuwn muslim menemukan diamter bumi mencapai 12.728 km.

Hasilnya sangat mencengangkan hanya selisih 37 km dari temuan sekarang yang telah dibantu dengan satelit dan teleskop modern.

Baca Juga: Arti Cinta Menurut Islam

  • Kedokteran

Ilmuan muslim di bidang kedokteran yang sangat terkenal adalah Ibnu Sina atau orang-orang eropa menyebutnya dengan sebutan Avicenna.

Salah satu alah satu teori yang berhasil ditemukannya di dunia kesehatan ialah tentang penyakit akan menular melalui udara, air atau tanah.

Tidak hanya itu Ibnu Sina juga mengungkapkan bahwa ada kaitan erat antara kesehatan mental dan fisik. Begitupula dengan pikiran negatif dapat menyebabkan penyakit sama halnya seperti racun, cedera atau makanan.***

Editor: Gilang Mustika Muslim

Sumber: islamtoday.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah