Serangan Pertama Rusia ke Kyiv dalam Sebulan Terakhir dan Putin Mengancam akan Menyerang Target Baru

6 Juni 2022, 22:37 WIB
ancaman putin /SPUTNIK/via REUTERS

JABABEKA NEWS - Inggris mengatakan akan memasok Ukraina dengan sistem roket multi-peluncuran atau rudal jarak jauh yang dapat menyerang target hingga 80 km (50 mil) jauhnya.

Sistem tersebut akan memberi Ukraina senjata jarak jauh yang lebih tepat yang dibutuhkan untuk mencapai unit artileri Rusia, komponen kunci dari rencana pertempuran Moskow.

Langkah Inggris dikoordinasikan dengan Amerika Serikat, yang pekan lalu berjanji untuk memasok Kyiv dengan sistem roket canggih.

Baca Juga: Bulan Bung Karno : Ketika Presiden Soekarno 'Mendobrak' PBB

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow akan menanggapi pengiriman senjata jarak jauh Barat ke Ukraina dengan mendorong pasukan Ukraina lebih jauh dari perbatasan Rusia.

Pada hari Minggu, Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia akan menyerang target baru jika Barat memasok rudal jarak jauh ke Ukraina. Pada hari yang sama, rudal Rusia menghantam Kyiv untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan.

Ukraina mengatakan serangan itu menghantam pekerjaan perbaikan kereta api, sementara Moskow mengatakan telah menghancurkan tank yang dikirim oleh negara-negara Eropa Timur ke Ukraina.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menghancurkan bagian dari fasilitas perbaikan kendaraan lapis baja di wilayah Kharkiv dan menewaskan lebih dari 450 orang yang disebutnya "nasionalis" di Horlivka dan Kodema di utara Donetsk. Tidak ada kabar tentang kematian yang dilaporkan dari pihak Ukraina.

Baca Juga: Tatkala Bumi Kita Sedang Sekarat, Masih Ada Saja Orang yang Membungkam Kebenaran

gubernur wilayah Kursk, Roman Starovoit, mengatakan desa Tyotkino dekat perbatasan dengan Ukraina telah mendapat kecaman dari pihak Ukraina yang menargetkan sebuah jembatan dan beberapa bisnis pada Senin pagi. Tidak ada laporan segera tentang korban.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" yang dilakukan untuk membasmi apa yang dilihatnya sebagai ancaman terhadap keamanannya sendiri.

Ukraina dan sekutu Baratnya menganggap ini sebagai omong kosong dan mengatakan itu adalah perang agresi yang tidak beralasan yang berisiko berubah menjadi konflik Eropa yang lebih luas.***

Editor: Gilang Mustika Muslim

Sumber: Reuters.com

Tags

Terkini

Terpopuler