Network
"Saya bersaksi kepada Allah. Sesungguhnya dialah (Muhammad) Nabi yang ditunggu tunggu ahlul kitab. Kabar gembira dari Musa tentang datangnya pengendara keledai (yang dimaksud adalah Isa AS) sama dengan berita gembira Isa tentang akan datangnya pengendara unta (maksudnya Nabi Muhammad).
Berita yang disampaikan kepada Anda tidak sama dengan kenyataan yang ada. Pengikut dan pendukung saya dari kaum Habasyah masih amat sedikit, berilah tenggang waktu sampai saya mampu melunakkan hati mereka."
Riwayat lain menyebutkan bahwa Najasyi berkata, "Jika saya sudah mampu, saya akan mendatanginya dan pasti akan pergi menjumpainya."
Baca Juga: Peran Diplomatik Rasulullah : Surat Nabi Muhammad SAW kepada Para Penguasa
Setelah itu, Najasyi meletakkan kertas itu di kepala dan mukanya. Dia bangun dari pembaringannya dan duduk di bawah sebagai sikap pengagungan.
Dipanggillah Ja'far bin Abi Thalib untuk menghadap Annajasyi. Lalu, di hadapan Ja'far, Najasyi menyatakan keislamannya.
Pada suatu hari, Nabi Muhammad mendengar tentang wafatnya Raja Najasyi. Nabi Muhammad bersama para sahabat menyalatkan (salat ghaib atau salat jenazah dari jauh) serta memohonkan ampun baginya.
Dikutip oleh tim Jababekanews.com dari buku 'Surat-surat yang Mengubah Dunia' bahwa Najasyi wafat pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriah.***
