Baca Juga: Islam dan Lingkungan
Keduanya kembali berjalan. Tiba-tiba mereka melihat seorang penjual daging. Syekh berkata pada laki-laki tadi, “Orang ini juga telah melakukan dosa di waktu mudanya. Ia berhak untuk ditampar. Datanglah ke dekatnya dan tampar mukanya!”
Demi mentaati Syekh, laki-laki tersebut melangkah ke arah penjual daging tersebut lalu menamparnya. Namun penjual daging ini tidak membalas. Ia hanya menengadahkan wajahnya ke langit dan berkata, “Cukuplah Allah tempatku mengadu. Biarlah Dia yang membalasmu.”
Keduanya kembali melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba mereka melihat seorang tukang jagal yang berbadan tegap dan besar.
Syekh memintanya untuk menampar tukang jagal itu. Dengan sedikit takut ia melangkah ke arah tukang jagal tersebut lalu menamparnya.
Setelah ditampar, tukang jagal ini hanya tersenyum. Ia tidak membalas sedikitpun. Lalu ia berkata, “Sampaikan salamku pada gurumu.”
Baca Juga: Arti Cinta Menurut Islam
Kemudian Syekh berkata pada laki-laki itu:
“Yang pertama tadi, itulah syariah. Kezaliman dibalas dengan kezaliman. Dan memang untuk itulah ia diturunkan ; mengatur hubungan antar manusia secara tegas dan adil.
Adapun yang kedua, itulah thariqah. Ia tidak mengambil haknya. Ia menyerahkan semuanya pada Allah apa balasan yang pantas untukmu.