Istigfar dan Istigfar lagi, Demi Pertaubatan yang Sungguh-Sungguh

- 7 April 2022, 15:02 WIB
Ilustrasi Seseorang sedang Berdoa
Ilustrasi Seseorang sedang Berdoa /

JABABEKA NEWS - Istighfar harus di barengi dengan pertaubatan yang sungguh-sungguh. Robi'ah al Adawiyah seorang wanita sufi berkata,"Istighfar kita masih membutuhkan istighfar lagi,"

Namun, istighfar tidak harus di pandang sebagai pertaubatan perbuatan maksiat atau perbuatan tercela lainnya. Melainkan ia dapat berfungsi sebagai pertaubatan atas kelalaian yang kita lakukan.

Dzun Nun al Mishri seorang sufi dari Mesir berkata, "Taubat kalangan awam adalah taubat dari dosa, dan Taubat kaum terpilih adalah taubat dari kealpaan."

Baca Juga: Kenikmatan yang Melengkapi Kenikmatan Lainnya, Ketika Kenikmatan Aman Sentosa Masih Bisa Nikmati

Imam Ali bin Abi Tholib ra, berkata "Astaghfirulloh sebenarnya hanya di maksudkan bagi orang-orang yang berkedudukan tinggi"

Sebelum mengucap Astaghfirulloh sebaiknya hati orang yang mengucapkannya di penuhi lebih dahulu enam makna yang terkandung dalam kata tersebut, yaitu :

  1. Penyesalan untuk perbuatan salah yang telah di lakukan.
  2. Bertekad dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perbuatan salah tersebut.
  3. Mengembalikan hak-hak manusia yang sudah kamu rampas agar kamu menghadap Allah Swt, dengan bersih, tanpa ada satupun kezaliman yg harus di pertanggung jawabkan.
  4. Mengganti kewajiban yang sudah di abaikan sehingga kita berlaku adil atasnya.
  5. Berkenaan dengan daging tubuh yang tumbuh dari rezeki yang haram, hilangkanlah daging itu dengan kesedihan, sampai ada rezeki yang halal.
  6. Usahakan agar tubuh merasakan pedihnya ketaatan sebagaimana dulu tubuh yang sama merasakan lezatnya kemaksiatan.

Baca Juga: Kritikan Gus Baha Terhadap Orang-Orang NU : Bukan Saya Anti dan Itu Perlu. Tapi Sudah Over

Bagi para pejalan ruhani Istighfar di artikan sebagai rasa syukur kepada Allah Swt, Sebagaimana rasa syukur yg ditunjukan oleh Rasululloh Saw, yang senantiasa beristighfar tujuh puluh atau seratus kali usai sholat fardhu.

Mengapa Baginda Nabi Muhammad Saw, yang ma'sum, yang suci dari segala macam bentuk dosa masih beristighfar, memohon ampun dari Allah? Tak lain karena ungkapkan rasa syukur Beliau pada Sang Pencipta.

Halaman:

Editor: Gilang Mustika Muslim

Sumber: Al Quran Hadist


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah