Hakikat Cinta Menurut Imam Al Ghazali

12 Mei 2022, 07:25 WIB
ilustrasi imam al ghazali /

JABABEKA NEWS - Menurut Imam al Ghazali cinta tidak akan tergambar, atau minimal tidak akan ada dalam sosok seseorang jika ia tidak mengetahui pada sosok yang ingin dicinta. 

Pengetahuan dan penemuan menjadi sebuah dasar untuk menemukan cinta secara hakiki, tentu nilai cinta tidak akan sama antara yang satu dengan lainnya, semua itu tergantung seberapa besar pengetahuan dan penemuannya dalam pengembaraannya menemukan hakikat cinta dan kepada siapa akan memberikan cinta. 

Maka rumusnya menurut al Ghazali, setiap sesuatu yang ketika menemukannya merasa nyaman dan tenang maka ia akan dicinta (mahbub), pun setiap sesuatu ketika menemukannya merasa tersakiti dan bingung maka ia akan dibenci (mabghud), dan setiap sesuatu yang sama sekali tidak berdampak bahagia dan luka, tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang dicinta maupun dibenci. 

Baca Juga: Menjaga Harga Diri dan Kehormatan dalam Islam

Oleh karenanya, devinisi yang ditawarkan al-Ghazali dalam menyikapi cinta, yaitu:

 

الحب عبارة عن ميل الطبع إلى الشيء الملذ

 

“Cinta merupakan sebuah ungkapan dari ketertarikan watak terhadap sesuatu yang dianggap nyaman.”

Begitulah rumus cinta yang disampaikan oleh Imam al Ghazali, beliau seolah hendak mengatakan bahwa cinta itu universal, tidak selalu tentang materi, akan tetapi nilai cinta sesuai dengan posisi masing-masing.

Imam al Ghazali, memposisikan cinta sebagai sesuatu yang pragmatis, tidak heran jika para pecinta membahasakan cinta sebagai sesuatu yang datang tanpa diundang. Al-Ghazali menyatakan:

 

ان حب القلب للمحسن اضطرارا لا يستطاع دفعه وهو جبلة وفطرة لا سبيل إلى تغييرها

 

“Sesungguhnya kecintaan hati pada sesuatu yang baik, merupakan sesuatu yang mendesak, tidak bisa ditolak. Ia merupakan watak dan naluri yang tidak ditemukan jalan untuk merubahnya.”

Baca Juga: Islam Agama Fitrah Yang Mengajarkan Kita Untuk Merenung Serta Berfikir Menggunakan Akal

Dan menurut Imam al Ghazali, yang berhak untuk dicinta tidak ada kecuali Allah SWT. Jika ada seorang hamba meletakkan cintanya pada selain Allah, menunjukkan bahwa semua itu disebabkan kebodohan dan sempitnya pengetahuan pada Allah SWT.

Jika ia benar-benar mengetahui sifat-sifat Allah, tentu ia tidak akan memperdulikan manusia, dan fokus pada Dzat Yang Mahakuasa.***

Editor: Gilang Mustika Muslim

Sumber: Sanad Media

Tags

Terkini

Terpopuler