JABABEKANEWS.COM- Pemanggilan Ramadan Sananta oleh Shin tae yong menandakan kebangkitan striker classic di Indonesia
Serentak pemain berusia 19 tahun yang mengejutkan sepak bola Indonesia dengan 3 gol dalam 6
Pertandingan diharapkan dapat meneruskan jejak-jejak penyerang ternama pada masa lalu seperti Ilham jaya kusuma,Bambang Pamungkas hingga Budi Sudarsono
Pada pertandingan pertama melawan curacao ia menjalani debutnya dengan menggantikan Dimas Drajat yang sebelumnya sudah mencetak satu gol dan satu assist
Sayangnya debut sananta nggak berjalan sesuai dengan yang diharapkan
Hanya masuk selama 15 menit sebelum Shinta yang menggantikannya kembali dengan Muhammad Rafli
Kali ini kita akan membahas mengenai permasalahan yang dialami oleh Sananta dalam debutnya di Timnas Indonesia
Setelah dimasukkan oleh STY pada menit ke-71 bisa terlihat bahwa senanta masih butuh waktu untuk menyesuaikan dirinya terhadap intensitas permainan Timnas
Pertama kita coba lihat dari pergerakan dibandingkan dengan rekannya yang lain sananta merupakan pemain yang paling lambat untuk mencapai ruang kosong
Pergerakannya yang lambat membuat klok harus melakukan kerja ekstra untuk mengisi ruang kosong tersebut
Kemudian Pada momen transisi positif sananta menutup ruang dribble klock
Dengan berlari di depannya dan telat dalam eksploitasi ruang belakang ini kurang berhasil
Klock dengan mudah ditutup dan transisi pun menjadi sia-sia
Teman-teman bisa lihat seberapa marahnya klock pada situasi ini komposisi sananta dalam menerima umpan juga perlu untuk dibenahi
Dia memposisikan dirinya sangat dekat dengan penjaganya sehingga bola dengan mudah direbut oleh penjaga tersebut
kemampuan sananta untuk menutup ruang progresi lawan dengan cara pressing juga dapat ditingkatkan kembali di lansir dari kanal Ruang taktik.
Pada momen ini ia telat untuk melakukan press pada pemain curacao dan memberikan ruang pada mereka untuk switch ke sisi kiri
Alhasil Sanata cukup merugikan Timnas di sisi kanan lapangan biasanya pemain yang gak mampu untuk melakukan tes dengan banyak harus dikompensasi oleh gelandang tengah
N2amun Marsel ini bukan pemain yang memiliki kemampuan untuk berduel dengan lawannya
Kedua aspek di atas merupakan kemampuan yang terisolasi PR tambahan untuk Sananta
untuk kedepannya adalah menguasai seluruh momen permainan dengan intensitas yang tinggi dan terjaga setelah
melakukan Press ke belakang dan merebut bola Sananta lambat dalam melakukan okupansi 5 ruang vertikal dan membuat keunggulan pemain 5 lawan 4 di Lini pertahanan
akhir curacao alhasil Deni nggak memiliki koneksi umpan dan unit pertahanan curacao dengan mudah merebut bola pada sisi positifnya
Sananta menunjukkan bahwa ia memiliki potensi dalam menguasai aspek-aspek tersebut selain Press ke belakang yang sudah dijelaskan sananta juga sesekali mampu untuk melakukan press dalam situasi
Kalah jumlah seperti dalam momen transisi negatif ini dimana ia mampu untuk menghadapi dua pemain curacao dan mengarahkan sirkulasi menuju pressing Trap .
Timnas terdapat momen juga di mana sananta mampu melakukan lari ke belakang Lini curacao dengan cepat dan momen
dimana Santa mampu untuk menerima bola dengan punggung menghadap gawang memutar badannya dan kemudian melakukan shooting keras ke arah gawang
Debut melawan curacao yang kurang manis adalah pembelajaran keras bagi Sananta
Dia masih harus menyesuaikan diri dengan intensitas permainan yang dimiliki oleh timnas
Dan meningkatkan kemampuannya dalam beberapa aspek dengan potensi yang ia miliki
sananta mempunyai kesempatan emas untuk memperbaiki performanya dan menjadi salah satu penyerang penting bagi Timnas Indonesia.***