Kasus Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Apa Ada Kaitannya dengan Nyamuk Wolbachia?

- 1 Februari 2024, 18:57 WIB
Ilustrasi Wolbachia./istimewa
Ilustrasi Wolbachia./istimewa /

JABABEKANEWS.COM - Belakangan ini di tiap daerah termasuk Jawa Barat, Kabupaten Bandung Barat cukup riuh seputar Demam Berdarah Dengue atau disingkat (DBD).

DBD sendiri merupakan penyakit yang sejak lama sudah seringkali terjadi di Indonesia. Termasuk di wilayah Bandung Barat. 

Pada 24 Januari 2024 di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB), sebelumnya diberitakan, ada sekitar 21 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

DBD itu sendiri menyerang di wilayah Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Terbanyak menyerang masyarakat di Desa Sarinagen 11 kasus, dan Desa Cijambu 10 kasus.

Baca Juga: Cek Fakta: Buah Jambu Kristal Merah Dapat Cegah Gejala DBD di Indonesia? Begini Penjelasan Bukti Ilmiahnya

Baca Juga: Ancaman Nyata Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia: Kenali Gejala Pencegahan dan Pengobatannua disini

Melansir laman resmi Bandungbaratkabupaten.go.id Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menyerang wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB), khususnya di wilayah Kecamatan Cipongkor mendapat perhatian serius Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif.

Arsan meminta Dinas Kesehatan segera melakukan langkah pencegahan di seluruh wilayah terhadap kasus DBD di musim penghujan ini. 

“Kita tidak boleh menunggu masyarakat sakit tapi harus mengecek masyarakat sakit atau tidak,” kata Arsan Latif ditemui wartawan disela musrenbang Kecamatan Ngamprah, Rabu 24 Januari 2024.

Menggenjot kinerja dinas merupakan langkah Pj Bupati dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat, termasuk soal kasus DBD yang tengah marak musim penghujan ini. “Itu yang saya canangkan dari awal, apakah berjalan ya itu tadi, ada yang responnya cepat ada yang responnya lambat. Makanya saya mengatakan tenaga kesehatan tidak boleh nongkrong di puskesmas,” sindirnya.

Jika langkah cepat petugas kesehatan tidak dilakukan dalam melakukan pengecekan di lapangan, kata Arsan, tidak akan menemukan masyarakat sakit.

“Tapi ketika tiba-tiba sakit, wah sudah stadium empat nih. Kenapa sampai stadium empat karena membiarkan masyarakat mengurusi diri sendiri,” tutup Arsan.

Jika melihat kasus DBD diatas apa kaitannya dengan nyamuk aedes aegepty berteknologi wolbachia yang telah disebar di beberapa daerah untuk menekan penyebaran demam berdarah (dengue).

Muncul dugaan bahwa nyamuk ini berbahaya karena mengandung bakteri hasil rekayasa genetik .

Apa sebenarnya nyamuk ber-wolbachia? Bagaimana keamanannya? dan benarkah berbahaya bagi tubuh dan lingkungan?

Semua fakta-fakta seputar nyamuk berteknologi wolbachia telah dirangkum oleh penulis berdasarkan lansiran laman resmi Kemenkes. 

Teknologi Nyamuk Aedes Aegepty ber-Wolbachia

Wolbachia adalah bakteri alami pada 60 persen serangga

Bakteria Wolbachia tidak menginfeksi manusia atau Vertebrata yang lain, dan tidak menyebabkan manusia atau hewan menjadi sakit

Wolbachia hidup dalam sel serangga dan dapat diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya melalui telur.

Wolbachia menghambat replikasi virus Dengue

Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kemampuan nyamuk tersebut sebagai penular demam berdarah.

Pertambahan bakteri atau virus terjadi melalui mekanisme kompetisi mendapatkan makanan antara virus dengue dan bakteri Wolbachia dalam tubuh nyamuk. Makin sedikit mendapatkan suplai makanan, makin sulit virus dengue berkembang biak (replikasi).

Bagaimana Metode pelepasan Wolbachia?

Pada tahap awal, telur nyamuk aedes dimasukkan bakteri Wolbachia.

Setelah telur menetas akan menghasilkan nyamuk aedes jantan Ber-Wolbachia dan aedes betina Ber-Wolba-chia. Nyamuk aedes jantan dan betina Ber-Wolbachia tersebut, hidup di lingkungan sekitar kita secara alamiah dan berkembang biak menghasilkan generasi nyamuk Ber-Wolbachia.

Nyamuk Ber-Wolbachia Bukan Rekayasa Genetik

Nyamuk Ber-Wolbachia adalah nyamuk yang lahir dari telur yang diberikan bakteri alami Wolbachia. Baik telur nyamuk aedes maupun bakteri Wolbachia didapatkan secara alami tanpa ada manipulasi genetika, dan tidak diternakkan di laboratorium.Telur yang sudah Ber-Wolbachia akan berkembang secara alami menjadi nyamuk jantan dan betina Ber-Wolbachia di alam. 

Itulah informasi seputar DBD dan kaitannya dengan nyamuk Wolbachia semoga bermanfaat. ***

Editor: Hirlan Rusli Malik

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah