JABABEKA NEWS - Belakangan ini, istilah less waste semakin dikenal dalam isu lingkungan terutama terkait penanganan sampah.
Gaya hidup less waste sebagai upaya meminimalisir sampah yang akan terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi semakin populer karena pada kenyataannya setiap menit sebanyak satu juta plastik digunakan dan 50% nya merupakan plastik sekali pakai.
Akhirnya sampah-sampah plastik semakin menumpuk dan berdampak pada lingkungan dan kondisi bumi karena sifatnya yang sulit diurai.
Menyikapi kondisi tersebut, dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengajak remaja yang tergabung dalam Karang Taruna RW 06 Kelurahan Bukit Duri untuk menerapkan nilai kesalehan lingkungan melalui pembiasaan perilaku less waste dalam keseharian.
Kegiatan ini sebagai bentuk perwujudan Pengabdian kepada Masyarakat Program Studi PAI Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.
Kegiatan diawali dengan sambutan dari Ketua RW 06 Bukit Duri, Asep Maulana, sebagai wakil dari pihak kelurahan, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai dampak penumpukan sampah plastik dan pengenalan konsep less waste yang disampaikan oleh Suci Nurpratiwi, M.Pd., selaku dosen Prodi PAI Universitas Negeri Jakarta.
Menurut Suci, membiasakan gaya hidup minim sampah ini memang bukan hal yang mudah. Ini merupakan proses bertahap yang membutuhkan waktu dan tekad yang kuat. Namun memulai adalah langkah pertama dalam perubahan nyata.
“Sebagai generasi muda, kita memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pelestarian lingkungan. Maka mari kita jaga lingkungan dengan memulai perubahan kecil yang berarti, dimulai dari diri sendiri dan orang-orang disekitar kita,” tutur Suci.
Dalam kesempatan tersebut, Suci menyampaikan bahwa remaja yang tergabung dalam karang taruna memiliki peran yang cukup vital karena remaja sebagai motor penggerak perubahan.
Adanya kesadaran terhadap nilai-nilai kesalehan lingkungan melalui penerapan less waste menjadi hal penting karena disamping sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Sang Pencipta, juga menjadi salah satu penopang keberhasilan perwujudan lingkungan yang sehat.
“Dengan penerapan prinsip 5 R (Refuce, Reduce, Reuse, Recycle, Rot) dalam sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya, diharapkan mampu mengurangi jumlah sampah yang akan dikirimkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” papar Suci.
Sementara Pembina Karang Taruna, Boy mengatakan, kegiatan pendampingan ini sangat bermanfaat bagi komunitas Karang Taruna RW 06 Kelurahan Bukit Duri.
"Mengingat karang taruna menjadi bagian penggerak masyarakat terutama generasi muda untuk memupuk dan meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap lingkungannya," demikian pungkasnya. ***