Network
JABABEKA NEWS - Indonesia punya sekitar 7000 pulau berpenghuni dari total 17 ribu pulau. Letak yang terpencil membuat pulau-pulau tersebut sulit untuk mendapatkan listrik.
Masyarakat Kepulauan Karimunjawa misalnya, menjadi salah satu kawasan yang pernah merasakan sulitnya akses listrik. Dulu, listrik di karimun jawa hanya bisa dinikmati selama 6 jam sehari saja.
Sebagian warga menggunakan genset pribadi untuk memenuhi kebutuhan listriknya. Tapi, tarif bahan bakar genset dan pembangkit listrik tenaga disel (PLTD) mahal dan tak pasti.
Baca Juga: Belajar Menjaga Lingkungan dari Puasa Ramadhan
Sementara, Karimunjawa dan pulau-pulau terpencil lainnya punya sumber energi terbarukan yang berlimpah. Potensi besar ini mestinya dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik bagi masyarakat dengan emisi lebih rendah dari bahan bakar fosil.
Beruntung, potensi ini sempat dinikmati pada tahun 2018, melalui kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Denmark yang berhasil mewujudkan PLTS lebih besar di Pulau Parang, Pulau Nyamuk dan Pulau Genting.
Listrik dari PLTS itu bisa menyediakan listrik bagi masyarakat di tiga pulau daerah karimunjawa itu selama 24 jam sejak 2018. PLTS ini melengkapi PLTD yang sebelumnya hanya mampu menyuplai listrik selama 6 jam.
Sayangnya hal tersebut hanya bertahan relatif sebentar. Solat panel yang mestinya dapat bertahan selama 5-20 tahun bermasalah karena kendala perawatan sejak 2019.
Baca Juga: Kelola Sampah dengan 3 Prinsip ini, Salah Satunya Daur Ulang
