Network
JABABEKA NEWS - Puasa membantu kita memberi jarak antara kebutuhan makan dengan keinginan nafsu. Puasa pula yang akan membuat kita mengerti bahwa ilmu makan sebetulnya hanya perlu dipenuhi oleh sesuatu yang dapat meredakan lapar. Tidak kurang dan tidak lebih hanya itu saja.
Meminjam ungkap Cak Nun; bahwa Ibadah puasa ramadhan adalah jalan menuju ilmu “makan sejati”.
Coba amati tingkah laku "anak kecil" saat menjelang buka, berbagai macam jenis makanan dikumpulkan, kemudian pada saat berbuka puasa, setelah dia meminum satu gelas ditambah makan secukupnya, ternyata seiring lapar dan haus hilang, selera untuk menikmati berbagai macam jenis makanan ikut pudar. Itulah salah satu pelajarannya.
Baca Juga: 'Kenapa kami Takut Mati ?'
Ternyata hidup itu murah, yang mahal adalah menuruti keinginan lebih-lebih jika dibumbui gengsi. Allah swt berfirman :
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS Al- A'rof : 31)
Baca Juga: Melawan Keburukan Dengan Kebaikan
Hikmah puasa Ramadhan lainnya yaitu dapat mensucikan jiwa. Dengan menjalankan ibadah puasa, manusia telah memilih untuk menahan diri dari hal-hal yang sebenarnya halal untuknya. Sejak terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari, manusia menahan diri dari makanan, minum, dan bersetubuh.***
